"Persetan dengan dunia. Bagiku kau semesta."
Kalau saja manusia dicipta untuk
mampu melongo ke dalam pikiran orang lain. Kalau saja aku punya daya
untuk membaca baris perbaris susunan cerita di benakmu. Kalau saja aku
bisa melihat apa yang sudah dan akan kaulalui dalam pencapaianmu atas
masa depan kita yang masih abu-abu. Apa aku akan menemukan potongan
gelisahmu terhadapku? Apa aku akan menemukan rekahan senyummu atas
namaku? Apa aku akan mendapati gambaran waktu beberapa tahun lagi
bersamamu? Siapa yang tahu. Mungkin saja kita memang tidak pernah
tertulis di dimensi waktu manapun, termasuk masa lalu. Atau bahkan di
kehidupan berikutnya, di tempat baru setelah akhir dunia. Hanya ada aku
tanpa kau atau ada kau tapi tanpa hadirku. Tidak pernah ada kita.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar