Ada apa?
Begitulah adanya. Kau menyimpulkan aku mati rasa, kupikir aku hanya
sedang tak ingin merasa. Kalau dulu hujan begitu terasa seperti "kita",
kini hujan hanya tetesan air dari semesta. Yang kuharap, saat basahnya
meresapi kulitmu, kau tahu disitu aku selalu ada. Serpihan aku yang
selalu terbawa, tapi kini tanpa air mata.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar