Cinta kadang begitu mencekam, Sayang. Bila tak hati-hati, kau bisa remuk
redam. Tapi, bukan aku namanya bila tak optimis, terlebih ini soal
dengan siapa kelak akan menghabiskan hidup. Aku ingin kamu yang mengerti
bahasa mata meski tanpa berkata-kata. Aku ingin kamu selalu bisa
membaca semua bahkan tanpa lebih dulu bertanya. Aku ingin kamu pendebat
hati hebat, bukan pendebat mulut yang bejat.
Aku yakin. Kamu ada di ujung jalan sana, berdiri dengan senyum selebar telinga.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar