Rabu, 25 September 2013
Kalau diingat-ingat, sempat kupikir ini seperti tak berkesudahan. Aku
yang terlalu lelah sekaligus terlalu keras kepala, kamu yang melelahkan
sekaligus tak terkalahkan. Merobohkanmu itu seperti mendorong air laut
agar menepi ke sungai, merubah alirannya hingga muara segala air bukan
lagi samudra. Upayaku seperti ditempeleng dengan Jurus Tapak Buddha,
sekeras-kerasnya tenaga dalam kutembakkan, sekeras itu juga ia
terlempar. Menabrakku kembali, sama kerasnya, hingga aku lagi-lagi
tersungkur dan kamu lagi-lagi hanya tersenyum.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar