Rabu, 25 September 2013

“Apa masalahnya? Aku ingin punya anak.”

Senja menantangku lagi. Kali ini tubuhnya kecilnya bangkit kemudian berkacak pinggang di depanku. Aku menggeleng muak.

“Kalau kau memang ingin punya anak, kenapa kau tidak katakan pada Minggu? Kau sakit hati karena pria yang berselingkuh di belakangmu itu malah menceraikanmu padahal kau sudah rela dijadikan istri kedua. Aku tahu aku hanya pelarian, aku tahu pernikahan penuh masalah ini juga balas dendam. Tapi, kupikir kita sama-sama tahu ini akan berjalan baik-baik saja kalau kita tidak membahas masa lalu.”

“Kau yang membahas masa lalu!”

“Kau yang memaksaku."

Tidak ada komentar :

Posting Komentar