Beri aku seikat bunga cantik itu. Sesekali saja. Kalau tidak, kupaksa
kamu melihat taman bunga di halaman belakang rumah kita nanti. Ah,
"rumah kita nanti". Frase yang jejaknya sejelas tapak-tapak kaki di
bibir pantai. Yang juga mudah menghilang termakan ombak.
Jadi, jangan berhenti, Sayang. Kita harus terus melangkah. Menghentikan
ombak menghapus langkah, jelas mustahil. Untuk itulah kita harus terus
menciptakan langkah baru. Kalau kamu lelah, aku akan melangkah untukmu,
pun sebaliknya. Kalau kita berdua sama-sama lelah, kuminta Tuhan
mengganti kaki-kaki ini dengan yang lebih baik agar lebih bisa
mengimbangi langkahmu, pun sebaliknya.
Tapi sebelum melangkah, jangan lupa seikat bunga mawar itu.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar