Dan segera saja aku mencari-cari kardigan tebal lalu menyemprot sedikit
parfum. Adrian itu pria sibuk yang selalu diserempet jadwal, mudah
baginya sampai di satu tempat hanya dalam beberapa menit. Saat kami
akhirnya bertemu, aku gagal menahan diri untuk tidak menyambutnya dengan
senyum tiga jari. Aku bahkan memeluknya erat sekali.
"Kalau kangen mestinya bilang," sindir Adrian.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar