Pernahkah kau, membayangkan, sedetik saja, bahwa yang paling berharga di dunia adalah bisa melihat yang dicinta mengembang tertawa bahagia? Sekalipun kalian tak menyapa, raga tak meraba, bahkan mata tak memapar apa-apa.
Pernahkah kau, membayangkan, sedetik saja, bahwa yang paling membuatmu
bahagia adalah kehadirannya? Cukup dengan kenyataan bahwa dia ada. Dia
nyata, diciptakan Tuhan, menjadi bagian lain dari dunia, menjadi
pelengkap cerita. Meski cerita itu tak berakhir padamu.
Pernahkah kau, membayangkan, sedetik saja, bahwa yang paling membuat
hati sesak adalah perasaan lega karena dia baik-baik saja? Dimana pun
dia, bersama siapa pun, sekalipun sedang menggandeng yang kau benci,
tapi dia baik-baik saja. Dia bukan punyamu, bukan milikmu, jauh dari
jangkauan dan genggammu. Tapi seakan-akan dia milikmu.
Pernahkah kau, mendoakan bahagianya dalam hening panjang bersama Tuhan?
Di tiap langkah yang kuseret, aku tahu apa yang kudengungkan dalam hati.
Rapat-rapat, berderap dengan mantap. Doa lirih yang mengalir dalam
bisik pada Sang Pemilik Segala. Aku senang. Hati ini, meski berkali-kali
remuk, tetap tak kehilangan pemiliknya.
Pernahkah aku, mendoakan bahagia seseorang? Selalu. Setiap waktu.
Pernahkah aku, mendoakan bahagia seseorang? Selalu. Setiap waktu.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar