Nilai hasil tes telah diumumkan. Sebenarnya cukup mengagetkan apabila
ternyata saya termasuk yang lulus. Kemarin memang saya menghadapi ujian
tersebut dengan serius, tidak main-main. Ketika itu saya hanya memiliki
waktu sepekan. Tentu waktu sepekan akan sia-sia jika tidak dimanfaatkan
untuk khusyu’ beribadah. Semua sudah berlalu. Kemudian saya mulai
membawa perabot dan buku-buku saya menuju kampus Al Azhar yang ramai
itu. Saya dapat berkenalan dengan itu dan ini, sekaligus untuk menimba
ilmu dan memperoleh berkah. Kami menyiapkan makanan untuk berbuka dan
sahur secara bergantian, demikian juga dalam berjaga malam. Kami
biasanya hanya tidur sebentar saja.
Semoga Allah “mematikan” ilmu arudh (ilmu sastra khusus tentang syair)
yang saya hampir tidak mengerti sedikitpun tentang berbagai istilahnya.
Semuanya serba baru bagi saya. Saya tidak takut dengan ilmu matematika
dan ilmu pengetahuan secara umum. Saya hanya khawatir kepada pelajaran
nahwu dan sharaf. Benar bahwa saya memang hafal Alfiyah dan mengkaji
syarah nahwu dan sharaf Ibnu Aqil, bahkan ayah sendirilah yang
membimbing saya. Tetapi kegiatan belajar nahwu dan sharaf ketika itu
tidak teratur, tidak sampai memuaskan hati.
Saat-saat genting ujian sudah berlalu dan saya dapat melewatinya dengan
sukses. Saya masih ingat bait arudh yang diujikan kepada saya ketika
itu. Saya diminta memenggalnya dan menyebutkan apa yang terkandung dalam
bait itu, termasuk bahar (pola) apa bait syair itu. Bunyi bait syair
tersebut adalah:
Seandainya saya menjadi selain manusia
Saya pilih menjadi bulan
Yang bersinar di malam purnama.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar