Katanya, kalau wajah kita mirip dengan seseorang berarti jodoh.
Hari ini, aku melihatnya. Melintas dengan kaos putih kebesaran dan jeans
lebar yang nyaris menyapu jalan. Hampir mirip tokoh L di kartun 'Death
Note' kesukaan kakak. Sayang bagian atas wajahnya tertutup kupluk senada
jeans. Kupluk yang ditarik begitu rendah hingga sebagian rambutnya
jatuh menutupi bagian atas mata. Terlalu berantakan, tapi entah
bagaimana aku malah tertawa. Lucu. Rasanya aku mau punya satu seperti
dia untuk dipelihara di rumah, ditengok kalau sedang bosan.
Sayang kami terpisah dinding kaca. Aku di dalam kafe langganan yang
sepertinya hampir bangkrut, dia di teras kafe sedang mengikat tali
sepatu. Biasanya aku menilai orang dari aroma tubuhnya. Aku ingin tahu
tubuh kurus itu merebakkan wangi apa. Lagi-lagi, masalahnya dinding
kaca. Sayang sekali dia bahkan tak menoleh ke arahku, kenyataan sungguh
tak seindah naskah drama.
Entah apa yang merasukiku, tiba-tiba jari ini ingin sekali mengetuk
dinding kaca yang memisahkan kami. Keinginan yang begitu mendesak, dan
bodohnya hanya karena aku ingin dia menoleh ke arahku. Saking gugupnya,
bukannya mengetuk, aku malah seperti menggedor dinding kaca itu hingga
bergetar dan mengeluarkan bunyi yang besar. Jangankan dia, kini beberapa
pengunjung kafe juga ikut menoleh padaku.
Dia menaikkan satu alisnya, menatapku dengan mulut sedikit terbuka. Aku
terpaku. Kenapa ya, wajahnya terasa begitu familiar. Kenapa wajahnya
terasa tak asing, terasa begitu lekat dalam ingatan. Dalam sepersekian
detik, aku mencoba mengingat wajah orang-orang terdekat dalam hidup.
Ayah, kakak, sampai paman dan kakek yang cuma kutemui setahun sekali
ikut terbayang.
Kulihat dia menatapku cukup lama sampai akhirnya bangkit dan menghilang
di belokan. Masih dengan ingatan yang sedang berputar-putar, kupandangi
dinding kaca yang kugedor tadi. Kulihat pantulan diriku sendiri,
kupandangi lekat-lekat, berusaha mengingat.
Ah, Tuhan! Pantas wajahnya terasa familiar. Bukan wajah Ayah, kakak,
paman, terlebih kakekku. Bukan pula wajah teman-teman atau kenalanku.
Dia jelas-jelas mirip aku.
-bersambung-
P.S. Cuplikan cerpen yang akan diikutkan dalam proyek 'Mitos'
Tidak ada komentar :
Posting Komentar