Minggu, 23 Juni 2013

#Part of Triblis

TRIBLIS? Iya triblis, 3 iblis yang Amanah dan Fatanah.mempunyai momi,pawang dan wewe. 
penasaran? oke tunggu gue kenalin satu persatu :)

cekidotttt!!!!

TRIBLIS 1 : DIAN PERMATA SARI 
---> paling sangat gaje segaje gajenya orang gaje
TRIBLIS 2 : MAHFIRA ULFA 
---> paling aneh seaneh anehnya orang aneh
TRIBLIS 3 : CHIESA AUGUSTIN SALSABILA
---> paling gila segila gilanya orang gila

MOMI : WAFA KARVINDA
---> paling konyol sekonyol konyolnya orang konyol
PAWANG : ANISA WARA PALUPI
---> paling oon seoon oon nya orang oon
WEWE : UMMI SALAMAH 
---> paling gokil segokil gokilnya orang gokil  

KEEP CALM AND LOVE TRIBLIS \m/

#Part of Triblis

TRIBLIS? Iya triblis, 3 iblis yang Amanah dan Fatanah.mempunyai momi,pawang dan wewe. 
penasaran? oke tunggu gue kenalin satu persatu :)

cekidotttt!!!!

TRIBLIS 1 : DIAN PERMATA SARI 
---> paling sangat gaje segaje gajenya orang gaje
TRIBLIS 2 : MAHFIRA ULFA 
---> paling aneh seaneh anehnya orang aneh
TRIBLIS 3 : CHIESA AUGUSTIN SALSABILA
---> paling gila segila gilanya orang gila

MOMI : WAFA KARVINDA
---> paling konyol sekonyol konyolnya orang konyol
PAWANG : ANISA WARA PALUPI
---> paling oon seoon oon nya orang oon
WEWE : UMMI SALAMAH 
---> paling gokil segokil gokilnya orang gokil  

KEEP CALM AND LOVE TRIBLIS \m/

GO FIGHT WIN FIVETASTIC!!!

CONGRATS BUJANG GADIS SMANLEE MERRY & ARISTA ♥
CONGRATS BUJANG GADIS INTELIJEN ANFIR & SULTAN ♥
CONGRATS BUJANG GADIS TEKNOLOGI TRIA & WAWAN ♥

FIVETASTIC IS THE BEST!!!
MUCH LOVE GUYS♥♥

GO FIGHT WIN FIVETASTIC!!!

CONGRATS BUJANG GADIS SMANLEE MERRY & ARISTA ♥
CONGRATS BUJANG GADIS INTELIJEN ANFIR & SULTAN ♥
CONGRATS BUJANG GADIS TEKNOLOGI TRIA & WAWAN ♥

FIVETASTIC IS THE BEST!!!
MUCH LOVE GUYS♥♥
"Aku ingin jatuh cinta pada yang tak pandai menyakiti."
"Aku ingin jatuh cinta pada yang tak pandai menyakiti."
Kalau aku masih terjebak masa lalu
Masih punya cerita yang tokoh utamanya kamu
Masih menghibur diri sendiri hingga jemu
Hingga kutemukan kenanganku beku

Aku terombang ambing, tapi tolong, jangan tarik tanganku


Hujan mengembalikan kenangan?

Jalanan sepi membekas genggaman tangan?
Manis pahit kopi mengurai sisa perjalanan?

Coba dulu rasakan jadi aku yang mati perlahan
Kalau aku masih terjebak masa lalu
Masih punya cerita yang tokoh utamanya kamu
Masih menghibur diri sendiri hingga jemu
Hingga kutemukan kenanganku beku

Aku terombang ambing, tapi tolong, jangan tarik tanganku


Hujan mengembalikan kenangan?

Jalanan sepi membekas genggaman tangan?
Manis pahit kopi mengurai sisa perjalanan?

Coba dulu rasakan jadi aku yang mati perlahan
Tinggal menghitung hari untuk beranjak ke bulan Juli.
Bulan yang penuh berkah amin ya allah.
Pertemukanlah kami di bulan Ramadhan-Mu ya allah.

Tinggal menghitung hari untuk beranjak ke bulan Juli.
Bulan yang penuh berkah amin ya allah.
Pertemukanlah kami di bulan Ramadhan-Mu ya allah.


Malam nifsu syaban
Mohon maaf lahir dan batin semua!!:)))

Malam nifsu syaban
Mohon maaf lahir dan batin semua!!:)))

Senin, 17 Juni 2013

JUNI

Spesial untuk bulan ke enam ini, aku ingin membuat satu doa. Karena di bulan ini akan ada satu lagi langkah besar, yang bahkan mungkin jadi satu langkah awal terbesar. Akan sangat sibuk dan membuat kepala pusing. Hahaha, can't wait!
Pelan-pelan
Langkah kaki Juni yang pelan mulai terdengar gemuruhnya
Dan aku yang tadi berdebar menantinya
Kini dengan lembut memeluknya
Juni, terbangkan doa pada Tuhan
Agar saat aku menapak, aku tak salah langkah
Agar saat aku memulai, aku berakhir dengan indah
Juni, kutiupkan doa ini
Semoga Tuhan menyambut bisikkan ini
Seperti kau yang menghembus manis di telingaku
Juni, aku di sini. Aku dan sebongkah besar harapanku.

JUNI

Spesial untuk bulan ke enam ini, aku ingin membuat satu doa. Karena di bulan ini akan ada satu lagi langkah besar, yang bahkan mungkin jadi satu langkah awal terbesar. Akan sangat sibuk dan membuat kepala pusing. Hahaha, can't wait!
Pelan-pelan
Langkah kaki Juni yang pelan mulai terdengar gemuruhnya
Dan aku yang tadi berdebar menantinya
Kini dengan lembut memeluknya
Juni, terbangkan doa pada Tuhan
Agar saat aku menapak, aku tak salah langkah
Agar saat aku memulai, aku berakhir dengan indah
Juni, kutiupkan doa ini
Semoga Tuhan menyambut bisikkan ini
Seperti kau yang menghembus manis di telingaku
Juni, aku di sini. Aku dan sebongkah besar harapanku.

Rabu, 12 Juni 2013

Cinta Sederhana

Kerongkonganku sakit. Seperti ada yang memaksaku menelan tangkai mawar hingga rongga nafasku meradang dan terluka, hingga begitu sakit untuk sekedar menelan ludah. Aku mati-matian menahan sakit. Perutku bergejolak sementara dadaku seperti ditonjok. Aku seperti pegulat yang babak belur tapi tanpa luka-luka. Ya. Separah itu rasanya.
Kamu, dengan satu tangan terselip di saku celana linen hitam itu, menatap lurus padaku yang tergugu. Ekspresimu datar, tapi masih jelas angkuh tergurat. Kamu hancur. Terlihat jelas di matamu yang sekejap bergetar. Hanya aku yang paham, kenapa pria yang tak dibuatkan Tuhan rongga untuk menyimpan hati sepertimu bisa menampakkan rapuh semacam itu. Jangankan kamu, aku pun masih tak percaya kehadiranmu. Kamu, berdiri sekitar sepuluh langkah di depanku. Seperti hendak adu kekuatan, aku dan kamu hanya saling menatap sambil saling mencari di balik mata masing-masing.
"Kubawakan kopermu," sahutmu pelan.
Aku beringsut saat kamu meraih koper yang tergeletak begitu saja di sebelahku. Dengan tangan menggenggam erat tali tas tangan, aku menahan sebentuk sakit di dada saat bau parfum itu tercium halus dari tubuhmu. 
"Kenapa kamu ada disini?" tanyaku akhirnya. Gila. Aku sendiri tak menyangka kalau aku punya cukup kekuatan untuk mengeluarkan kalimat padamu. Kamu meletakkan koper di teras kayu rumahku sambil menggeleng.
"Aku sudah janji akan menunggumu."
"Itu omong kosong. Bukankah sudah kubilang, aku sudah tidak peduli."
"Itu bukan omong kosong."
"Kau pikir aku bisa memaafkanmu begitu saja?"
"Aku tidak peduli."
"Aku masih sakit hati."
"Aku sudah bilang, aku akan menikahimu. Dan akan kulakukan."
Kepalaku berdenyut. "Tapi dulu kau pernah mengabaikanku!"

Kamu hanya diam.
"Aku mengemis dan kau tak peduli. Saat aku menginginkannya, mulut itu tidak pernah sekalipun mengeluarkan kata-kata yang kuminta. Saat aku beranjak pergi, mulut itu seenaknya bilang akan menunggu dan menikahiku. Berhenti mempermainkanku!"
"Dua tahu yang lalu, kau pergi. Dua tahun yang lalu, kubilang aku akan menunggu dan menikahimu. Sekarang, kau kembali."
"Kenapa kau selalu seenakmu? Kau pikir aku mau menikah denganmu setelah hampir seumur hidup kuhabiskan semua daya untuk membuatmu mengatakan kau sayang aku, tapi kau selalu tidak peduli. Kau bahkan menganggapku tidak ada."
"Aku sayang kau."
Kamu menatapku. Tajam dan tanpa ragu.
"Dasar munafik. Kau selalu jago soal omong besar."
Aku terkejut saat kamu tersenyum.
"Istirahatlah. Besok pagi aku akan menjemputmu dan kita akan memesan gaun."
"Jangan tolol."
"Baiklah. Aku pulang dulu."
Kamu berbalik dengan santai dan berjalan meninggalkanku.
"Aku akan pergi lagi. Kau dengar itu?"
"Kalau begitu, aku akan menunggu lagi," kamu berhenti berjalan. "Berkali-kali kau pergi, berkali-kali pula aku menanti. Di masa lalu, ikatan kita begitu rumit dan penuh tanda tanya. Sekarang, aku dan kau diberi kesempatan lagi. Tidak bisakah kau dan aku menjadikan cerita ini lebih sederhana?"
Aku terenyak. Kata-katamu memang meremas nuraniku, tapi tatapan piasmu lebih membuat nurani keras ini terluka. Kamu, persis seperti aku dua tahun yang lalu. Menyerah dan lelah. Bertekuk lutut pasrah, tapi penuh harap. 
"Aku minta maaf," gumammu pelan.
Dan aku, akhirnya melihat air mata itu. 
Seumur hidup menjatuhkan hati padamu, aku tahu kamu tidak akan menangisiku. Bahkan saat aku menangis dan menjerit di pundakmu, kamu hanya berdiri bisu.
Menikah denganmu adalah impian seumur hidupku. Saat aku pergi, kupikir tolol sekali pikiran semacam itu. Tapi, bukankah impian seumur hidup berarti selama aku hidup, impian itu juga akan hidup? 
"Kali ini, cinta kita harus sederhana, ya?" sahutku serak.
"Sesederhananya cinta," kamu mengangguk setuju. "Dimana cinta hanya sebuah cinta."
Aku tersenyum. Mengerjap tak percaya, meyakinkan diriku kalau ini nyata.
"Sesederhananya cinta. Dimana cinta hanya sebuah cinta."

Surat Kaleng

Ada satu akun twitter yang dengan baik hati mengepost surat cinta di website mereka dan mengabarkan-menyampaikannya pada si penerima. Aku terkesima dengan cara mengirim surat yang sangat digital itu dan langsung membuat surat. Yang pertama untuk 2 sahabatku, yang kedua untuk salah satu teman baikku, Safira Elfadhilah.
Kedua surat itu agak mendayu-dayu. Surat pertama bisa dibaca di blog ini, judulnya 'Surat Cinta Untuk Sahabat'. Surat kedua, bisa dilihat disini.
Kadang, lewat surat kita bisa mengatakan apa yang nggak terucap.
Bahkan kadang, hanya dengan tulisan, air mata dan cinta bisa terbaca dan terasa.

Surat Kaleng

Ada satu akun twitter yang dengan baik hati mengepost surat cinta di website mereka dan mengabarkan-menyampaikannya pada si penerima. Aku terkesima dengan cara mengirim surat yang sangat digital itu dan langsung membuat surat. Yang pertama untuk 2 sahabatku, yang kedua untuk salah satu teman baikku, Safira Elfadhilah.
Kedua surat itu agak mendayu-dayu. Surat pertama bisa dibaca di blog ini, judulnya 'Surat Cinta Untuk Sahabat'. Surat kedua, bisa dilihat disini.
Kadang, lewat surat kita bisa mengatakan apa yang nggak terucap.
Bahkan kadang, hanya dengan tulisan, air mata dan cinta bisa terbaca dan terasa.

Cinta Sederhana

Kerongkonganku sakit. Seperti ada yang memaksaku menelan tangkai mawar hingga rongga nafasku meradang dan terluka, hingga begitu sakit untuk sekedar menelan ludah. Aku mati-matian menahan sakit. Perutku bergejolak sementara dadaku seperti ditonjok. Aku seperti pegulat yang babak belur tapi tanpa luka-luka. Ya. Separah itu rasanya.
Kamu, dengan satu tangan terselip di saku celana linen hitam itu, menatap lurus padaku yang tergugu. Ekspresimu datar, tapi masih jelas angkuh tergurat. Kamu hancur. Terlihat jelas di matamu yang sekejap bergetar. Hanya aku yang paham, kenapa pria yang tak dibuatkan Tuhan rongga untuk menyimpan hati sepertimu bisa menampakkan rapuh semacam itu. Jangankan kamu, aku pun masih tak percaya kehadiranmu. Kamu, berdiri sekitar sepuluh langkah di depanku. Seperti hendak adu kekuatan, aku dan kamu hanya saling menatap sambil saling mencari di balik mata masing-masing.
"Kubawakan kopermu," sahutmu pelan.
Aku beringsut saat kamu meraih koper yang tergeletak begitu saja di sebelahku. Dengan tangan menggenggam erat tali tas tangan, aku menahan sebentuk sakit di dada saat bau parfum itu tercium halus dari tubuhmu. 
"Kenapa kamu ada disini?" tanyaku akhirnya. Gila. Aku sendiri tak menyangka kalau aku punya cukup kekuatan untuk mengeluarkan kalimat padamu. Kamu meletakkan koper di teras kayu rumahku sambil menggeleng.
"Aku sudah janji akan menunggumu."
"Itu omong kosong. Bukankah sudah kubilang, aku sudah tidak peduli."
"Itu bukan omong kosong."
"Kau pikir aku bisa memaafkanmu begitu saja?"
"Aku tidak peduli."
"Aku masih sakit hati."
"Aku sudah bilang, aku akan menikahimu. Dan akan kulakukan."
Kepalaku berdenyut. "Tapi dulu kau pernah mengabaikanku!"

Kamu hanya diam.
"Aku mengemis dan kau tak peduli. Saat aku menginginkannya, mulut itu tidak pernah sekalipun mengeluarkan kata-kata yang kuminta. Saat aku beranjak pergi, mulut itu seenaknya bilang akan menunggu dan menikahiku. Berhenti mempermainkanku!"
"Dua tahu yang lalu, kau pergi. Dua tahun yang lalu, kubilang aku akan menunggu dan menikahimu. Sekarang, kau kembali."
"Kenapa kau selalu seenakmu? Kau pikir aku mau menikah denganmu setelah hampir seumur hidup kuhabiskan semua daya untuk membuatmu mengatakan kau sayang aku, tapi kau selalu tidak peduli. Kau bahkan menganggapku tidak ada."
"Aku sayang kau."
Kamu menatapku. Tajam dan tanpa ragu.
"Dasar munafik. Kau selalu jago soal omong besar."
Aku terkejut saat kamu tersenyum.
"Istirahatlah. Besok pagi aku akan menjemputmu dan kita akan memesan gaun."
"Jangan tolol."
"Baiklah. Aku pulang dulu."
Kamu berbalik dengan santai dan berjalan meninggalkanku.
"Aku akan pergi lagi. Kau dengar itu?"
"Kalau begitu, aku akan menunggu lagi," kamu berhenti berjalan. "Berkali-kali kau pergi, berkali-kali pula aku menanti. Di masa lalu, ikatan kita begitu rumit dan penuh tanda tanya. Sekarang, aku dan kau diberi kesempatan lagi. Tidak bisakah kau dan aku menjadikan cerita ini lebih sederhana?"
Aku terenyak. Kata-katamu memang meremas nuraniku, tapi tatapan piasmu lebih membuat nurani keras ini terluka. Kamu, persis seperti aku dua tahun yang lalu. Menyerah dan lelah. Bertekuk lutut pasrah, tapi penuh harap. 
"Aku minta maaf," gumammu pelan.
Dan aku, akhirnya melihat air mata itu. 
Seumur hidup menjatuhkan hati padamu, aku tahu kamu tidak akan menangisiku. Bahkan saat aku menangis dan menjerit di pundakmu, kamu hanya berdiri bisu.
Menikah denganmu adalah impian seumur hidupku. Saat aku pergi, kupikir tolol sekali pikiran semacam itu. Tapi, bukankah impian seumur hidup berarti selama aku hidup, impian itu juga akan hidup? 
"Kali ini, cinta kita harus sederhana, ya?" sahutku serak.
"Sesederhananya cinta," kamu mengangguk setuju. "Dimana cinta hanya sebuah cinta."
Aku tersenyum. Mengerjap tak percaya, meyakinkan diriku kalau ini nyata.
"Sesederhananya cinta. Dimana cinta hanya sebuah cinta."

Selasa, 11 Juni 2013

Cintailah dirimu sendiri, setidaknya untukmu sendiri
Terjerembab dan sekarat mungkin membuat hati mati

Tapi seperti kaca yang berefleksi, saat hati mati logika hidup lagi

Tiap kali hati terluka, tempat untuk logika semakin terbuka

Begitu juga sebaliknya

Tiap kali hati terlena, tempat untuk logika akan terabaikan

Sesekali menikmati kekalahan dan berdiam tidaklah salah

Saat kalah, tiada guna kau berontak

Itu sama seperti tak berotak

Istirahatlah, berilah waktu untuk hati dan logika

Berikan jeda hati untuk pulih agar lebih cerdas memilih

Berikan kesempatan untuk logika untuk membeberkan semua



Jadilah kuat, setidaknya untukmu sendiri

Satu dua sakit hati tak akan membuat mati

Bahkan tiga empat kali lagi hati itu terkoyak, kau masih akan baik-baik saja

Kehilangan dan dihilangkan dari hidup seseorang

Menghilangkan dan terhilangkan

Logislah, semua toh akan jadi kenangan

Tidak ada yang benar-benar pergi

Begitu juga semua ingatan yang mustahil akan kembali



Omong kosong

Mungkin terdengar seperti itu

Tapi hati dan logika yang sedang berpacu itu milikmu

Sadarlah dan maafkanlah

Berdamailah dengan apapun itu yang membuat kenangan sesak



Mencintai masa depan akan mengubur masa lalu

Lelah, kan. Kalau mengingat ada banyak yang mencintai, tapi bersikeras memberi cinta pada yang tidak ingin diberi. Sampai kapan. Ya, sampai mana cinta dan tunggu itu berbatas dan akhirnya terantuk kenyataan. Butuh lebih dari sekedar tembok berlapis semesta untuk yakin akan cinta, mempertahankan dan melindunginya meski ditentang dunia. Tapi sebenarnya, bila percaya Tuhan sudah punya yang terbaik dalam genggaman-Nya, melepaskan mungkin akan seringan senyum. Cinta tak harus memiliki, itu benar. Bahagia tak harus memiliki, juga benar. Tapi cinta dan bahagia adalah pilihan, harus benar.

Mencintailah. Dan bahagialah.

Jangan kalah. Jangan pernah menyeret langkah.
Saat kau menangisi masa lalu, masa depan menangisimu.

Lelah, kan. Kalau mengingat ada banyak yang mencintai, tapi bersikeras memberi cinta pada yang tidak ingin diberi. Sampai kapan. Ya, sampai mana cinta dan tunggu itu berbatas dan akhirnya terantuk kenyataan. Butuh lebih dari sekedar tembok berlapis semesta untuk yakin akan cinta, mempertahankan dan melindunginya meski ditentang dunia. Tapi sebenarnya, bila percaya Tuhan sudah punya yang terbaik dalam genggaman-Nya, melepaskan mungkin akan seringan senyum. Cinta tak harus memiliki, itu benar. Bahagia tak harus memiliki, juga benar. Tapi cinta dan bahagia adalah pilihan, harus benar.

Mencintailah. Dan bahagialah.

Jangan kalah. Jangan pernah menyeret langkah.
Saat kau menangisi masa lalu, masa depan menangisimu.

Cintailah dirimu sendiri, setidaknya untukmu sendiri
Terjerembab dan sekarat mungkin membuat hati mati

Tapi seperti kaca yang berefleksi, saat hati mati logika hidup lagi

Tiap kali hati terluka, tempat untuk logika semakin terbuka

Begitu juga sebaliknya

Tiap kali hati terlena, tempat untuk logika akan terabaikan

Sesekali menikmati kekalahan dan berdiam tidaklah salah

Saat kalah, tiada guna kau berontak

Itu sama seperti tak berotak

Istirahatlah, berilah waktu untuk hati dan logika

Berikan jeda hati untuk pulih agar lebih cerdas memilih

Berikan kesempatan untuk logika untuk membeberkan semua



Jadilah kuat, setidaknya untukmu sendiri

Satu dua sakit hati tak akan membuat mati

Bahkan tiga empat kali lagi hati itu terkoyak, kau masih akan baik-baik saja

Kehilangan dan dihilangkan dari hidup seseorang

Menghilangkan dan terhilangkan

Logislah, semua toh akan jadi kenangan

Tidak ada yang benar-benar pergi

Begitu juga semua ingatan yang mustahil akan kembali



Omong kosong

Mungkin terdengar seperti itu

Tapi hati dan logika yang sedang berpacu itu milikmu

Sadarlah dan maafkanlah

Berdamailah dengan apapun itu yang membuat kenangan sesak



Mencintai masa depan akan mengubur masa lalu

Aku nggak akan pergi

Kamu melihatku dari pantulan kaca. Aku yang sedang merapikan semua bajuku dan sibuk mengeluarkan semua barang bermerek darimu. Kamu hanya menggosok gigi dengan santai. Kamu bahkan sempat mencukur jambang yang belum panjang, padahal aku sudah sengaja memperlambat gerakan beres-beresku. Aku harap kamu mengerti aku. Aku harap kamu menghentikan aku. Tapi kamu, hanya meraih handuk dan menghilang di kamar mandi.
Kamu memang paling jago mempermainkan perasaanku.
Hari ini aku pergi. Menetap di luar negeri selama tiga tahun lamanya. Aku ingin pergi, tapi aku juga ingin kamu menahan dan mengemis aku. Memintaku untuk tetap di sini. Bersamamu. Tapi kamu, sama sekali nggak peduli.
Kami memang paling anti meluruhkan ego untuk memahamiku.
Aku beranjak. Air mata mulai merangkak naik. Aku mulai kepayahan menahan luruhnya saat kudengar kamu mendendangkan lagu di bilik kecil itu. Kamu hebat ya, Sayang. Kepala dan hatimu itu sudah lebih keras dari batu.
Di depan pintu keluar, selembar catatan menahan langkahku.
Aku terlalu cengeng untuk melepasmu. Aku akan menunggumu. Tiga tahun, kan? :')
Tanganku gemetar di gagang pintu. Aku mengangkat koper dengan mantap, melangkah dengan senyum dan hangatnya banjir di pipi. Aku terus berjalan. Dan berhenti di perhentianku.
Kamu keluar dari kamar mandi. Terdiam menatapku.

Aku batal pergi. Aku nggak akan pergi.

Aku nggak akan pergi

Kamu melihatku dari pantulan kaca. Aku yang sedang merapikan semua bajuku dan sibuk mengeluarkan semua barang bermerek darimu. Kamu hanya menggosok gigi dengan santai. Kamu bahkan sempat mencukur jambang yang belum panjang, padahal aku sudah sengaja memperlambat gerakan beres-beresku. Aku harap kamu mengerti aku. Aku harap kamu menghentikan aku. Tapi kamu, hanya meraih handuk dan menghilang di kamar mandi.
Kamu memang paling jago mempermainkan perasaanku.
Hari ini aku pergi. Menetap di luar negeri selama tiga tahun lamanya. Aku ingin pergi, tapi aku juga ingin kamu menahan dan mengemis aku. Memintaku untuk tetap di sini. Bersamamu. Tapi kamu, sama sekali nggak peduli.
Kami memang paling anti meluruhkan ego untuk memahamiku.
Aku beranjak. Air mata mulai merangkak naik. Aku mulai kepayahan menahan luruhnya saat kudengar kamu mendendangkan lagu di bilik kecil itu. Kamu hebat ya, Sayang. Kepala dan hatimu itu sudah lebih keras dari batu.
Di depan pintu keluar, selembar catatan menahan langkahku.
Aku terlalu cengeng untuk melepasmu. Aku akan menunggumu. Tiga tahun, kan? :')
Tanganku gemetar di gagang pintu. Aku mengangkat koper dengan mantap, melangkah dengan senyum dan hangatnya banjir di pipi. Aku terus berjalan. Dan berhenti di perhentianku.
Kamu keluar dari kamar mandi. Terdiam menatapku.

Aku batal pergi. Aku nggak akan pergi.
Sadar dan resapilah
Aku mendarah dagingkan kamu
Kamu terselip bahkan di rapatnya dinding sel terkecilku
Kamu mengalir bahkan di sempitnya pembuluh di otakku!!!
Sadar dan resapilah
Aku mendarah dagingkan kamu
Kamu terselip bahkan di rapatnya dinding sel terkecilku
Kamu mengalir bahkan di sempitnya pembuluh di otakku!!!
Senyap ini milikku
Jangan penjarakan jiwamu dalam aku
Rasanya semu
Rasanya jemu
Aku memenjarakan aku ke dalam aku
Tanpa satu pun lirih nafasmu
Aku tidak perlu ratapmu

Kalau kau ingin hidup, hiduplah untuk kau juga

Naif kalau kau bilang ingin memapah aku juga

Aku bisa sendiri

Aku memegang aku sendiri

Egois?

Tidak, Sayang. Inilah aku. Yang kau sendiri baru tahu.
Senyap ini milikku
Jangan penjarakan jiwamu dalam aku
Rasanya semu
Rasanya jemu
Aku memenjarakan aku ke dalam aku
Tanpa satu pun lirih nafasmu
Aku tidak perlu ratapmu

Kalau kau ingin hidup, hiduplah untuk kau juga

Naif kalau kau bilang ingin memapah aku juga

Aku bisa sendiri

Aku memegang aku sendiri

Egois?

Tidak, Sayang. Inilah aku. Yang kau sendiri baru tahu.
Stereo Hearts - Gym Class Heroes feat Adam Levine
"My heart a stereo. It beats for you so listen close. Hear my thoughts in every note."
Favorit sekali. Sekali. Sekali. Seperti Summer Rain, lagu ini efeknya bikin senyum-senyum bahagia. Ini tentang seorang pria yang ingin meyakinkan dirinya sendiri kalau wanita yang dicintainya nggak akan meninggalkannya. Selain karena liriknya yang memang keren, bagian reff-nya yang sendu juga dinyanyikan oleh Adam Levine. Lihat ke bagian bawah blog ini dan kau akan menemukan reff lagu ini disana. Sweet song!
 
Fix You - Coldplay
"Light will guide you home. And ignite your bones. I will try to fix you."
Suka lagu ini dari SMP, suka Coldplay dari SMP. Liriknya tentang pria yang meyakinkan gadis yang dicintainya bahwa semua baik-baik saja. Dan sekalipun dunia runtuh, ia akan tetap ada untuk memperbaiki semuanya. Lirik yang hebat, semangat yang hebat. Dan aku selalu menangis hebat kalau mendengarnya. Hahaha, lagu yang efeknya paling dahsyat.


Satu lagu, beberapa lagu, bisa menyeret kenangan dan pecahan masa lalu. Tapi aku disini, menjadikan lagu sebagian dari hidupku. Antara buku, kopi, musik, dan Tuhan-ku.
 
Kotak Pandora:
Prometheus membocorkan rahasia api milik para dewa kepada umat manusia, selain itu dia juga menipu Zeus dalam suatu undian. Karena perbuatannya, Zeus memutuskan menghukumnya dengan menggunakan Elang Kaukasus. Sementara untuk umat manusia, para dewa memberi hukuman melalui Pandora. Setelah diciptakan, Pandora dinikahkan dengan Epimetheus, saudara Prometheus. Pada hari pernikahan mereka, Zeus memberi hadiah berupa sebuh kotak yang indah. Pandora diperingatkan Prometheus untuk tidak membuka kotak tersebut. Suatu hari, Pandora sangat penasaran dan kemudian membuka kotak tersebut. Setelah dibuka, dari kotak itu keluar berbagai macam keburukan (kejahatan, penyakit, penderitaan). Semua keburukan itu menyebar ke seluruh dunia dan menjangkiti umat manusia. Pandora kemudian melihat ke dalam kotak dan menyadari masih ada satu hal yang tersisa di sana: harapan.
Kotak Pandora:
Prometheus membocorkan rahasia api milik para dewa kepada umat manusia, selain itu dia juga menipu Zeus dalam suatu undian. Karena perbuatannya, Zeus memutuskan menghukumnya dengan menggunakan Elang Kaukasus. Sementara untuk umat manusia, para dewa memberi hukuman melalui Pandora. Setelah diciptakan, Pandora dinikahkan dengan Epimetheus, saudara Prometheus. Pada hari pernikahan mereka, Zeus memberi hadiah berupa sebuh kotak yang indah. Pandora diperingatkan Prometheus untuk tidak membuka kotak tersebut. Suatu hari, Pandora sangat penasaran dan kemudian membuka kotak tersebut. Setelah dibuka, dari kotak itu keluar berbagai macam keburukan (kejahatan, penyakit, penderitaan). Semua keburukan itu menyebar ke seluruh dunia dan menjangkiti umat manusia. Pandora kemudian melihat ke dalam kotak dan menyadari masih ada satu hal yang tersisa di sana: harapan.
Stereo Hearts - Gym Class Heroes feat Adam Levine
"My heart a stereo. It beats for you so listen close. Hear my thoughts in every note."
Favorit sekali. Sekali. Sekali. Seperti Summer Rain, lagu ini efeknya bikin senyum-senyum bahagia. Ini tentang seorang pria yang ingin meyakinkan dirinya sendiri kalau wanita yang dicintainya nggak akan meninggalkannya. Selain karena liriknya yang memang keren, bagian reff-nya yang sendu juga dinyanyikan oleh Adam Levine. Lihat ke bagian bawah blog ini dan kau akan menemukan reff lagu ini disana. Sweet song!
 
Fix You - Coldplay
"Light will guide you home. And ignite your bones. I will try to fix you."
Suka lagu ini dari SMP, suka Coldplay dari SMP. Liriknya tentang pria yang meyakinkan gadis yang dicintainya bahwa semua baik-baik saja. Dan sekalipun dunia runtuh, ia akan tetap ada untuk memperbaiki semuanya. Lirik yang hebat, semangat yang hebat. Dan aku selalu menangis hebat kalau mendengarnya. Hahaha, lagu yang efeknya paling dahsyat.


Satu lagu, beberapa lagu, bisa menyeret kenangan dan pecahan masa lalu. Tapi aku disini, menjadikan lagu sebagian dari hidupku. Antara buku, kopi, musik, dan Tuhan-ku.
 
Satu dua orang, kamu dan aku
Aku, kemudian kamu
Kita berdua beriringan, berpegangan
Seperti tak ada beban, bertukar senyuman
Tanpa alas kaki, aku dan kamu memijak Bumi
Tanpa atap, aku dan kamu bertemu Langit
Mereka teman kita, Sayang
Aku dan kamu merdeka, cinta kita juga
Aku ingin kita berdua
Merdeka selamanya
Jangan takut, Sayang
Aku, kamu, kita berdua, satu dua orang bertemu muka
Kita akan bertukar jiwa
Selamanya
Satu dua orang, kamu dan aku
Aku, kemudian kamu
Kita berdua beriringan, berpegangan
Seperti tak ada beban, bertukar senyuman
Tanpa alas kaki, aku dan kamu memijak Bumi
Tanpa atap, aku dan kamu bertemu Langit
Mereka teman kita, Sayang
Aku dan kamu merdeka, cinta kita juga
Aku ingin kita berdua
Merdeka selamanya
Jangan takut, Sayang
Aku, kamu, kita berdua, satu dua orang bertemu muka
Kita akan bertukar jiwa
Selamanya

Pernahkah

Pernahkah kau, membayangkan, sedetik saja, bahwa yang paling berharga di dunia adalah bisa melihat yang dicinta mengembang tertawa bahagia? Sekalipun kalian tak menyapa, raga tak meraba, bahkan mata tak memapar apa-apa.
Pernahkah kau, membayangkan, sedetik saja, bahwa yang paling membuatmu bahagia adalah kehadirannya? Cukup dengan kenyataan bahwa dia ada. Dia nyata, diciptakan Tuhan, menjadi bagian lain dari dunia, menjadi pelengkap cerita. Meski cerita itu tak berakhir padamu.
Pernahkah kau, membayangkan, sedetik saja, bahwa yang paling membuat hati sesak adalah perasaan lega karena dia baik-baik saja? Dimana pun dia, bersama siapa pun, sekalipun sedang menggandeng yang kau benci, tapi dia baik-baik saja. Dia bukan punyamu, bukan milikmu, jauh dari jangkauan dan genggammu. Tapi seakan-akan dia milikmu.
Pernahkah kau, mendoakan bahagianya dalam hening panjang bersama Tuhan?
Di tiap langkah yang kuseret, aku tahu apa yang kudengungkan dalam hati. Rapat-rapat, berderap dengan mantap. Doa lirih yang mengalir dalam bisik pada Sang Pemilik Segala. Aku senang. Hati ini, meski berkali-kali remuk, tetap tak kehilangan pemiliknya.

Pernahkah aku, mendoakan bahagia seseorang? Selalu. Setiap waktu.

Pernahkah

Pernahkah kau, membayangkan, sedetik saja, bahwa yang paling berharga di dunia adalah bisa melihat yang dicinta mengembang tertawa bahagia? Sekalipun kalian tak menyapa, raga tak meraba, bahkan mata tak memapar apa-apa.
Pernahkah kau, membayangkan, sedetik saja, bahwa yang paling membuatmu bahagia adalah kehadirannya? Cukup dengan kenyataan bahwa dia ada. Dia nyata, diciptakan Tuhan, menjadi bagian lain dari dunia, menjadi pelengkap cerita. Meski cerita itu tak berakhir padamu.
Pernahkah kau, membayangkan, sedetik saja, bahwa yang paling membuat hati sesak adalah perasaan lega karena dia baik-baik saja? Dimana pun dia, bersama siapa pun, sekalipun sedang menggandeng yang kau benci, tapi dia baik-baik saja. Dia bukan punyamu, bukan milikmu, jauh dari jangkauan dan genggammu. Tapi seakan-akan dia milikmu.
Pernahkah kau, mendoakan bahagianya dalam hening panjang bersama Tuhan?
Di tiap langkah yang kuseret, aku tahu apa yang kudengungkan dalam hati. Rapat-rapat, berderap dengan mantap. Doa lirih yang mengalir dalam bisik pada Sang Pemilik Segala. Aku senang. Hati ini, meski berkali-kali remuk, tetap tak kehilangan pemiliknya.

Pernahkah aku, mendoakan bahagia seseorang? Selalu. Setiap waktu.
Haloo!!!Selamat Malam!!!

pasti kangen sama postingan gue kan?iya kan?iya dong?pastinya kan? haha...
langsung kita liat aja ya gue mau posting apa sih?;;)))
cekidottttt!!!!
Haloo!!!Selamat Malam!!!

pasti kangen sama postingan gue kan?iya kan?iya dong?pastinya kan? haha...
langsung kita liat aja ya gue mau posting apa sih?;;)))
cekidottttt!!!!

Bidadari Surga (UJE)

Setiap manusia punya rasa cinta
Yang mesti dijaga kesuciaanya
Namun ada kala insan tak berdaya
Saat dusta mampir bertahta

Ustad Jefri (Uje)

Kuinginkan dia
Yang punya setia
Yang mampu menjaga kemurniaanya
Saat ku tak ada
Ku jauh darinya
Amanah pun jadi penjaganya

Hatimu tempat berlindungku
Dari kejahatan syahwatku
Tuhanku merestui itu
Dijadikan engkau istriku

Engkaulah... Bidadari Surgaku

Tiada yang memahami
Segala kekuranganku
Kecuali kamu, bidadariku

Maafkanlah aku
Dengan kebodohanku
Yang tak bisa membimbing dirimu

Hatimu tempat berlindungku
Dari kejahatan syahwatku
Tuhanku merestui itu
Dijadikan engkau istriku

Hatimu tempat berlindungku
Dari kejahatan syahwatku
Tuhanku merestui itu
Dijadikan engkau istriku

Engkaulah... Bidadari Surgaku

Bidadari Surga (UJE)

Setiap manusia punya rasa cinta
Yang mesti dijaga kesuciaanya
Namun ada kala insan tak berdaya
Saat dusta mampir bertahta

Ustad Jefri (Uje)

Kuinginkan dia
Yang punya setia
Yang mampu menjaga kemurniaanya
Saat ku tak ada
Ku jauh darinya
Amanah pun jadi penjaganya

Hatimu tempat berlindungku
Dari kejahatan syahwatku
Tuhanku merestui itu
Dijadikan engkau istriku

Engkaulah... Bidadari Surgaku

Tiada yang memahami
Segala kekuranganku
Kecuali kamu, bidadariku

Maafkanlah aku
Dengan kebodohanku
Yang tak bisa membimbing dirimu

Hatimu tempat berlindungku
Dari kejahatan syahwatku
Tuhanku merestui itu
Dijadikan engkau istriku

Hatimu tempat berlindungku
Dari kejahatan syahwatku
Tuhanku merestui itu
Dijadikan engkau istriku

Engkaulah... Bidadari Surgaku

Sabtu, 08 Juni 2013


"puaskah kamu sudah merebut kebahagiaanku?"
Puas? Kenapa harus puas? Memangnya ini perlombaan dan kita sedang saling mengalahkan? Lagipula, memang kau anggap apa bahagiamu hingga saat bahagia itu hilang, kau dakwa orang lain yang telah merenggutnya. Bahagiamu kau gantung pada orang lain ya, hingga saat dia pergi sekonyong-konyong bahagiamu ikut pergi. Aku akan puas sekaligus bahagia kalau kau puas dengan bahagiamu. Puas?
Seperti titik-titik air di kaca jendela itu. Kau boleh menganggapnya hujan atau embun, terserah mana persepsimu. Persis seperti apa yang kaupikirkan, seperti itulah hidupmu akan berkembang. Kalau kau pikir itu hujan yang baru saja reda, mungkin yang terpikir adalah adegan duduk di tepinya saat rintikan itu turun dan merambati jendela. Kalau semua itu ternyata embun yang terlalu banyak hingga seperti ingin membasahi seluruh jendela, mungkin yang terpikir adalah awal pagi yang terlampau dingin. Yang mana saja. Bahkan, bila kau pikir itu adalah rindu yang bergumul jadi satu dan membentuk tetesannya sendiri untuk masuk lewat jendela kamar, tidak salah juga. Dewi Hera yang menangis karena Dewa Zeus terlalu sering mengkhianatinya? Gagasan yang kusuka.
Pikiran bisa sempit dan luas, bisa mendadak jadi lapangan selebar dunia atau kotak perhiasan kecil tanpa sela. Kalau kau mau, pikiran bisa jadi yang mana saja. Aku lebih senang memikirkan pikiran berbetuk persis wujudku sendiri. Yang saat sedang kacau, kubayangkan aku sedang meringkuk sambil memegangi kepala. Yang saat sedang bahagia, kubayangkan aku sedang tertawa sembari merentang tangan selebar-lebarnya. Kalau semua sudah kuhubungkan dengan diri sendiri, tentu tak akan kubiarkan pikiranku menanggung hal-hal tidak penting. Kan?
Bosan dengan "Bahagia itu sederhana", kupikir kini "Bahagia itu diri merdeka".
Bahagiakah kau dengan segala pikiran yang memberatkan itu?

"puaskah kamu sudah merebut kebahagiaanku?"
Puas? Kenapa harus puas? Memangnya ini perlombaan dan kita sedang saling mengalahkan? Lagipula, memang kau anggap apa bahagiamu hingga saat bahagia itu hilang, kau dakwa orang lain yang telah merenggutnya. Bahagiamu kau gantung pada orang lain ya, hingga saat dia pergi sekonyong-konyong bahagiamu ikut pergi. Aku akan puas sekaligus bahagia kalau kau puas dengan bahagiamu. Puas?
Seperti titik-titik air di kaca jendela itu. Kau boleh menganggapnya hujan atau embun, terserah mana persepsimu. Persis seperti apa yang kaupikirkan, seperti itulah hidupmu akan berkembang. Kalau kau pikir itu hujan yang baru saja reda, mungkin yang terpikir adalah adegan duduk di tepinya saat rintikan itu turun dan merambati jendela. Kalau semua itu ternyata embun yang terlalu banyak hingga seperti ingin membasahi seluruh jendela, mungkin yang terpikir adalah awal pagi yang terlampau dingin. Yang mana saja. Bahkan, bila kau pikir itu adalah rindu yang bergumul jadi satu dan membentuk tetesannya sendiri untuk masuk lewat jendela kamar, tidak salah juga. Dewi Hera yang menangis karena Dewa Zeus terlalu sering mengkhianatinya? Gagasan yang kusuka.
Pikiran bisa sempit dan luas, bisa mendadak jadi lapangan selebar dunia atau kotak perhiasan kecil tanpa sela. Kalau kau mau, pikiran bisa jadi yang mana saja. Aku lebih senang memikirkan pikiran berbetuk persis wujudku sendiri. Yang saat sedang kacau, kubayangkan aku sedang meringkuk sambil memegangi kepala. Yang saat sedang bahagia, kubayangkan aku sedang tertawa sembari merentang tangan selebar-lebarnya. Kalau semua sudah kuhubungkan dengan diri sendiri, tentu tak akan kubiarkan pikiranku menanggung hal-hal tidak penting. Kan?
Bosan dengan "Bahagia itu sederhana", kupikir kini "Bahagia itu diri merdeka".
Bahagiakah kau dengan segala pikiran yang memberatkan itu?