senja
menjelang maghrib itu...ketika aku sedang membaca Al Qur'an
miniku...dua sosok ikhwan dan akhwat dengan membawa dua anak kecil
melintas di depanku, berjalan menuju tempat wudhu wanita. Aku terbesit
untuk meilhat sejenak di tengah jedah bacaan Al Qur'anku, Ya Allah
Subhanallaah..muslimah dengan suaminya muslim anggap saja begitu
namanya, hah? udah punya 2 anak? ya jelas aku kaget terakhir aku bertemu
mereka ketika menghadiri walimahan mereka tahun 2007 silam,
Subhanallah..anak-anaknya masih kecil-kecil banget bahkan yang digendong
muslimah masih bayi. aku melihat mereka berdua begitu bahagia,
terpancar pada wajah mereka yang bahagia nan bercahaya. aku tersenyum
bahagia
teringatku
kisah mereka 2 tahun yang lalu, sebuah kisah cinta yang penuh
perjuangan dan begitu mengharukan. saat itu ketika mereka dipertemukan
Allah di rumah zakat yogyakarta, ya ketika mereka berdua bekerja di
sana. muslimah telah lulus kuliah saat itu sedangkan muslim masih kuliah
dan berusia lebih muda dari muslimah. muslim, lelaki sederhana yang
berasal dari keluarga pas-pasan, jatuh cinta kepada sahabatku muslimah,
kemudian mengajak muslimah untuk berta'aruf, dalam sebulan muslim yakin
bahwa muslimah adalah bidadarinya, sebulan ta'aruf, muslim pergi ke
Bengkulu dengan berbekal tabungannya yang mepet untuk mengkhitbah
muslimah. tapi tau kah teman? muslim pergi tanpa restu dari orang tua
dan keluarga besarnya, orang tuanya bahkan mengancam tak akan mendanai
biaya pernikahannya, tak akan datang ketika muslim menikah. tapi itu
semua tak menyulutkan niatnya untuk segera menikahi muslimah wanita
pujaan hatinya. lamaran itu awalnya ditolak karena orang tua muslimah
khawatir dengan keadaan muslimah kelak bila telah menikah melihat
keadaan muslim yang serba sederhana, kuliah belum lulus dan usia yang
lebih muda dari muslimah belum lagi ditambah keadaan orang tua muslim
yang tak merestui sama sekali.
muslim
terus meyakinkan orang tua muslimah bahwa dia adalah lelaki yang
bertanggung jawab, seorang lelaki kuat yang akan berusaha membahagiakan
muslimah anak mereka apapun keadaan dia kelak. muslimah pun pada saat
itu tak kuasa menahan air mata, terharu dengan perjuangan cinta muslim,
dia membantu muslim tuntuk meyakinkan kedua orangtuanya bahwa dia ikhlas
menikah dengan muslim hanya untuk mengharap ridho Allah semata. sungguh
Allah maha membolak balikkan hati.
melihat
semua ini akhirnya lamaran muslim diterima, sebulan kemudian mereka
akhirnya menikah di Bengkulu, dengan walimahan ala kadarnya campur baur
wanita dan lelaki (atas keinginan orang tua muslimah) dan yang paling
menyedihkan tanpa dihadiri satupun keluarga muslim hanya beberapa teman
sesama ikhwan dari yogya yang menemani muslim ke Bengkulu. satu hal yang
membuat aku dan teman-teman akhwat takjub sekaligus terharu dan sempat
membuat kami merasa iri dengan pasangan ini adalah ketika muslimah dan
muslim telah resmi menjadi suami istri pada akad suci yang dipenuhi
dengan derai air mata haru, bahagia dan sedih itu, muslim terus menerus
menggenggam tangan muslimah pujaan hatinya yang telah halal baginya.
genggaman tangan yang hanya dilepas muslim ketika bersalaman dengan
tamu, genggaman tangan yang ingin meyakinkan muslimah bahwa semua akan
baik-baik saja, bahwa dia akan bahagia bersama dengannya.
ah..teman..begitu romantis dan mengharukan....
dan senja itu aku bertemu mereka kembali setelah 2 tahun tidak bertemu, mereka telah mempunyai 2 anak rupanya dan mereka bahagia sekali. aku ingin menegur muslimah kala itu tapi aku urungkan karena aku lihat dia sangat repot dengan bayinya. maka aku hanya tersenyum sekaligus merasa iri dan mereka pun berlalu hilang dari pandanganku, yah..aku tidak seberuntung mereka, pada saat mereka menikah dulu aku juga mempunyai impian yang sama namun aku tidak seberuntung mereka.
setelah begitu lama baru aku mengetahui bahwa selama ini aku berdoa sendirian, berjuang sendirian di hadapan Allah dan barulah aku tau bagaimana dia yang sebenarnya dalam agama dan keimanannya hingga akhirnya kisahku berakhir tanpa perjuangan dan pembuktian sama sekali, berakhir begitu saja tanpa harga sama sekali .tapi aku bersyukur kepada Allah atas segala keadaan Alhamdulillaah 'ala kulli hal...
mungkin aku juga tidak sekuat muslimah, tidak setegar muslimah jika dihadapkan pada keadaan yang sama. tidak ada yang harus dipersalahkan, namun semua ini membuat aku mengerti akan cinta yang dewasa dan cinta yang betanggung jawab. mungkin selama ini aku terlalu naif dan terlalu tulus sehingga aku tidak bisa menyadari bahwa aku sedang berada dalam permainan cinta, ya..cinta yang hanya untuk main-main, cinta yang hanya sekedar melampiaskan hawa nafsu.
tak terasa air mataku menetes di atas Al Qur'an miniku...aku menunduk memejamkan mata dan berdo'a di dalam hati Ya Rabb..tak ada yang aku sesali..aku ikhlas hanya karena Engkau, Ya Rabb..janganlah Engkau kembalikan aku ke kedaanku yang dulu, berilah aku ganti yang lebih baik dan Engkau maha mendengar do'a hambaMu, Allahumma Amiin..
aku menutup Al Quran'ku dan adzan maghrib pun berkumandang
Tidak ada komentar :
Posting Komentar