Jumat, 16 November 2012

kesungguhan cinta seorang sahabat

 

 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

“Teman datang dan pergi, tapi teman sejati selalu di hati. Ketika mereka ada di samping kita itu adalah berkah”
(kutipan film Arisan 2)
heMm” sahabat ituuuuuu,,
Sahabat itu seperti jarum, meski menusuk, tapi mempersatukan..
Jangan malah seperti gunting yang meski berjalan lurus, tapi ia memisahkan..
Sahabat itu seperti BINTANG…
Walau jauh, di tetap BERCAHAYA…
Meski kadang menghilang… namun ia tetap ADA…
Tak mungkin dimiliki… tapi tak bisa dilupakan… dan selalu ada dalam hati…
Kesempurnaan iman dari seorang muslim dan muslimah akan nampak terpancar ketika ia harus mencintai saudara-saudari mereka karena ALLAH Ta’ala semata, dan ketika ia harus membenci melainkan karena ALLAH Ta’ala jua, karena ia tidak mencintai kecuali apa yang dicintai ALLAH Ta’ala dan Rasul-NYA, dan ia tidak membenci kecuali apa yang dibenci oleh ALLAH Ta’ala dan Rasul-NYA. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Barangsiapa mencintai karena ALLAH, membenci karena ALLAH, memberi karena ALLAH, dan menahan pemberian karena ALLAH, sungguh ia telah menyempurnakan imannya.” (HR. Abu Daud)
Dari perspektif inilah, kita harus memilah-milih manakah orang-orang yang sudah seharusnya kita cintai dan kita benci, tentu keduanya tersebut adalah demi loyalitas kita kepada ALLAH Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :)
Islam yang mulia ini memberikan rambu-rambu dalam memilih teman sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam berikut ini :
“Sesungguhnya perumpamaan teman yang sholeh dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Seorang penjual minyak wangi bisa memberimu atau kamu membeli darinya atau kamu mendapatkan wanginya. Dan seorang pandai besi bisa membuat pakaianmu terbakar atau kamu mendapatkan bau yang tidak sedap.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Seorang insan itu tergantung kebiasaan teman karibnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa yang dia jadikan teman karib.” ( HR. At-Tirmidzi )
Kesungguhan Cinta Seorang Sahabat itu dapat terlihat dari caranya menjaga ukhuwah yang ada, diantaranya dengan memberi hak-hak ukhuwah itu sendiri terhadap sahabat yang dicintainya tersebut..
Kesungguhan cinta seorang sahabat dapat terlihat dengan memberikan bantuan berupa apa-apa yang dimilikinya jika sahabatnya tersebut memerlukan, dalam arti bahwa seolah-olah apa yang dimiliki oleh kita adalah juga milik sahabat kita, kesemuanya adalah milik bersama..
Masing-masing dari dua orang yang bersahabat harus membantu sahabatnya dalam memenuhi kebutuhannya, mengutamakan sahabatnya daripada dirinya sendiri, memeriksa kondisi sahabatnya sebagaimana memeriksa kondisinya sendiri, selalu lebih mengutamakan sahabatnya tersebut. Jika sahabatnya sedang sakit maka ia mengjenguknya, jika sahabatnya mengalami kesulitan maka ia membantu meringankannya, jika sahabatnya lupa maka ia mengingatkannya, menyambutnya dengan hangat jika sahabatnya mendekat, memberi tempat luas jika sahabatnya ingin duduk dan mendengarkan dengan serius jika sahabatnya berbicara..

Tidak ada komentar :

Posting Komentar