Aku meletakkanmu di bagian terbesar dariku. Seiring detak jantung yang
mendentum ritme, bersamaan dengan itulah kamu mengalir deras ke segala
penjuru arah. Merasuk di tiap sel terkecil, mengaliri tiap organ,
membanjiri otak. Sekarang aku tahu kenapa hati menjadi surganya pembuluh
darah. Karena kamu, memenuhinya dengan rakus. Seperti penjarah.
Apa arti aku bagi kamu?
Kenapa kamu masih bertanya tentang arti. Tidakkah pengakuan bahwa kamu
mengaliri tiap jengkal ragaku cukup membeberkan semesta arti? Ah, kamu
pasti mengerti.
Kalau aku mati, apa yang akan kamu lakukan?
Sayangnya, aku tidak akan ikut mati. Hatiku mungkin mati, seluruh organ
berhenti berfungsi. Tapi jika itu benar-benar terjadi, aku akan berusaha
bertahan hidup dengan bergantung di sehelai rambutku. Jangan lupa,
darah tak mengalir padanya hingga jika kamu mati, rambut rapuh sekalipun
akan menopang hidupku. Aku akan hidup untukmu. Untuk jiwamu.
Apa kamu cinta aku?
Itu pertanyaan sulit. Karena jika aku menjelaskan jawabannya, hatimu
akan remuk oleh besarnya. Simpan untukmu sendiri jawabanku, dan aku juga
akan menyimpan kamu hati-hati. Di hati.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar