Lagi-lagi, aku berharap ada waktu yang tak berjeda. Saat
merenung, menangis, dan mengeluh bukan bagian dari sia-sia. Saat tiap
detik yang terlewat hanya berisi pikiran yang terbuka. Duduk di ruangan
temaram itu, menghabiskan buku itu, sambil sesekali melihat ke luar
jendela. Dan saat aku puas, aku hanya tinggal meminta Tuhan
mengembalikan waktu. Sesederhana itu. Sefana itu.
Rabu, 21 Desember 2011
Perfect Time
Sendiri terjebak dalam ruangan yang berisi buku dan hanya diterangi
sinar matahari. Pertama kali melihat gambar ini, aku iri setengah mati
pada gadis itu. Dia hanya gambar, hanya buah lukisan seseorang. Tapi aku
ingin sekali berada di posisinya, membaca buku di tangannya, dan duduk
nyaman di kursinya. Ini mungkin terdengar bodoh, tapi aku suka melihat
gambar seseorang yang sedang tersenyum, tertawa, dan melakukan hal
menyenangkan lainnya. Mereka nggak punya pilihan selain tertawa. Sedari
awal dibuat untuk tetap tertawa sampai warna mereka memudar atau si
pelukis merubah ekspresinya. Seperti lukisan gadis itu, tetap akan
seperti itu sampai ditelan masa. Dia 'terjebak' dalam keadaan yang
nyaman, selamanya.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar